Sabtu, 19 Oktober 2019

Cerpen Si Peniru

Ayu dan Kirana sama - sama pintar dan rajin. Mereka duduk di kelas V SD Pelita Bangsa. Ayu berada di kelas V.A sedangkan Kirana kelas V.B. Sejak kelas satu, mereka selalu bersaing untuk menduduki peringkat 1 paralel. Kadang Ayu yang menduduki peringkat 1 dan Kirana peringkat 2, kadang-kadang juga sebaliknya. Meskipun demikian, mereka punya perbedaan. Ayu sangat aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti PMR, Seni lukis, dan Seni tari. Dia juga aktif menjadi penulis ilutrator di mading sekolah. Sedangkan Kirana tidak sama sekali mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatannya hanya belajar, belajar dan belajar. Kalaupun ikut les, itu juga pelajaran sekolah.

Suatu hari, sekolah mereka akan mengirim seorang siswa untuk mewakili olimpiade matematika. Ayu dan Kirana adalah dua dari sepuluh siswa yang terpilih untuk diseleksi.
"Pasti aku yang akan terpilih untuk mewakili sekolah. Lihat saja nanti!" Kata Kirana di depan semua teman-temannya.
Setelah proses seleksi yang membutuhkan waktu beberapa minggu, akhirnya Kirana yang terpilih, Kirana menjadi sangat sombong,
"Tuh kan! sudah pasti aku lah yang terpilih! aku kan paling pintar di sekolah ini!" Kirana menyombongkan dirinya. Matanya melirik ke arah Ayu yang sedang duduk di kursi sambil menunduk lesu.
Ayu yang tidak terpilih tentu saja sangat sedih. Dia sangat terpukul karena olimpiade matematika itu adalah impiannya sejak lama. Walaupun begitu, dia tetap sabar dan tabah, Bahkan, dengan berbesar hati dia mengucapkan selamat kepada kirana.
"Selamat ya, Kirana. Berjuanglah demi nama baik sekolah kita" ucap ayu sembari menyalami Kirana
"Oh ya, makasih. aku selalu berjuang kok! sekarang kamu sudah mengakui kan bahwa akulah yang paling pintar di sekolah ini?" kata Kirana ketus.
Ayu hanya tersenyum kecil.

Ayu yang aktif menjadi pengurus mading sering menyumbangkan karya-karya nya untuk dipajang di mading Akrena. Akrena adalah singkatan dari Ajang Kreasi Pena, nama mading sekolah mereka.
Suatu ketika, Ayu kehilangan flashdisk nya. Padahal, flashdisk itu berisi file-file karya tulis Ayu dan salah satunya adalah cerpen yang akan di sumbangkan Ayu untuk edisi mading bulan ini.
"Din, kamu lihat flashdisk ku tidak?" tanya Ayu kepada Dini, teman sebangkunya.
"Waaahhhh, aku malah tidak tahu kalau kamu bawa flashdisk" jawab Dini.
"Oh ya sudah, terima kasih Din." Ucap Ayu
Ketika istirahat, Ayu juga bertanya kepada para pengurus mading yang lain, tetapi tidak ada yang tahu.
"Lah, kan sudah ku kembalikan pada mu kemarin di depan perpus." Jawab Yoga.
"Iya sih, aku ingat, tapi sekarang flashdisk itu tidak ada" kata Ayu kebingungan.
"Kamu lupa menaruhnya mungkin" kata Yoga
"Iya, mungkin. tapi tidak, kok. Aku tidak lupa. Waktu itu kutaruh di laci meja ku" Ayu menjelaskan
"Eh, Yu! Ilustrasi untuk mading bulan ini sudah jadi belum?" tanya Lisa, pemimpin redaksi mading yang tiba tiba muncul.
"Sudah kok! tinggal finishing saja. Besok deh kubawa." jawab Ayu yang sedikit kaget karena Lisa yang muncul tiba-tiba
"Janji lho!" seru Lisa
"Siappp!" kata Ayu lantang.

Beberapa hari setelah itu, para pengurus mading mendapat dua buah cerpen yang sama persis, tetapi dengan judul dan nama penulis yang berbeda. Judul yang pertama berjudul "fairy castle" karya Ayu Zahra Ningtyas dan yang kedua bernama "kerajaan peri" karya Kirana Kyra.
Mereka bingung, akan diapakan kedua karya yang sama itu. Akhirnya setelah berdiskusi, mereka memutuskan untuk melaporkannya kepada Pak Andy, guru Bahasa Indonesia mereka sekaligus pembina mading. Ayu dan Kirana pun dipanggil menghadap pak Andy.
"Jawablah dengan sejujur jujurnya! Siapa diantara kalian yang mencuri karya orang lain?!" Kata pak Andy tegas.
"Pak, cerpen itu punya saya! Ayu tuh yang mencuri karya saya, Bapak kan tahu orang yang paling pintar disekolah ini adalah saya, KIRANA." Kata Kirana dengan sombongnya.
"Apakah itu benar Ayu?" Tanya Pak Andy sembari menatap tajam kearah Ayu.
"Itu tidak benar pak, itu karya saya, saya tidak bohong!" Kata Ayu membela diri.
"Semua yang Ayu katakan itu bohong Pak! itu karya saya!" kata Kiran
"Itu karya saya Pak! Asli, saya tidak mencuri karya orang lain." kata Ayu terus membela diri.
Karena tidak ada yang mengaku, Akhirnya Pak Andy menguji mereka untuk menulis cerita dan harus selesai hari itu juga. Di tempat itu pula Ayu yang sudah biasa menulis untuk mading bisa dengan mudah menyelesaikan tulisannya. Sedangkan Kirana hanya terdiam dengan kertas kosong di depannya.
Dari situ, Pak Andy tahu bahwa Ayu lah sebenarnya pemilik karya itu, bukan Kirana. Ternyata Kirana yang selama ini hampir selalu menang dalam bidang pelajaran sekolah, mempunyai kekurangan dalam bidang lain.

"Maafkan aku Ayu, selama ini selalu menganggap bahwa diriku lah yang paling pintar di segala hal, tetapi ternyata aku salah, tak ada seorang pun di dunia ini yang pintar dalam segala hal. setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihan." Kata Kirana
"Tidak apa apa kok, syukurlah akhirnya kamu sadar juga, aku sudah memaafkan semua kesalahanmu." Kata Ayu sambil tersenyum
"Terima kasih Ayu, hatimu sungguh mulia." kata Kiran
Mulai saat itu, mereka menjadi sahabat dekat. Mereka sering bermain dan belajar bersama. dan mulai saat itu juga, sifat Kiran berubah drastis, kalau dulu dia sombong dan egois, sekarang dia menjadi anak yang rendah hati dan ramah kepada semua orang.




Tidak ada komentar:
Write komentar